oleh Ilham Ardhan
Beberapa tahun terakhir ini ada salah satu trend baru di indonesia yaitu menjamurnya trend thrifting pakaian pada masyarakat terkhusus remaja. Trend thrifting ini berupa kita membeli pakaian second atau pakaian yang tidak baru layaknya di toko-toko pakaian pada umumnya. Hal ini awalnya awam di indonesia karena trend ini berasal dari Negara Korea. Seperti yang kita tahu bahwa negara ini merupakan salah satu negara yang menjadi salah satu kiblat fashion dunia, maka dari itu tak heran trend fashion thrifting ini sangat cepat berkembang di berbagai negara salah satunya indonesia.
Trend thrifting ini merupakan salah satu hal yang bisa kita lihat dan amati berkaitan dengan isu lingkungan karena mengingat produksi fashion atau pakaian juga merupakan penghasil limbah tekstil terbanyak di dunia. Jika kita lihat dari sisi positifnya, dapat kita ambil dari segi kebermanfaatannya yaitu memanfaatkan ulang atau menggunakan kembali pakaian yang tidak baru atau second. Hal ini dapat mengurangi limbah tekstil yang berasal dari pembuangan sampah tekstil berupa barang second atau yang tidak laku dari pabrik-pabrik tekstil. Hal ini juga bisa kita lihat dari sisi ekonomisnya, dimana harga jual pakaian second lebih murah dari pakaian baru. Para penjual juga dapat lebih diuntungkan karena tidak perlu membeli barang baru ke pabrik tekstil, sehingga lebih luas lagi kesempatan masyarakat dalam mencari penghasilan dalam hal ini.
Sebaliknya, jika kita lihat dari sisi negatifnya dengan adanya trend ini yaitu akan dapat menyebabkan sifat konsumtif masyarakat meningkat. Hal ini bisa kita ibaratkan yaitu jika membeli satu pakaian baru harus membayarkan misal Rp300.000,00 sedangkan jika kita melakukan thrifting dengan uang yang sama bisa mendapatkan empat sampai lima item pakaian. Hal ini bisa mendorong daya beli masyarakat yang terus menerus meningkat. Dalam hal ini kita tidak menyangkutpautkan dengan ekonomi, namun kita melihat dari sisi konsumtifnya.
Dapat kita lihat dengan adanya trend fashion thrifting ini memiliki andil dalam proses menekan jumlah limbah tekstil yang ada di dunia. Namun, jika dilihat dari jangka panjang kedepannya, hal ini juga malah bisa menjadi salah satu penyebab melambungnya limbah tekstil di dunia. Hal ini dapat merusak lingkungan kita hidup, karena mau tidak mau akan berdampak pada kestabilan iklim dan juga kesehatan bumi kita tercinta. Maka dari itu, hendaknya kita lebih bijak dalam berpakaian, maksudnya bisa mengelola sendiri pakaian yang kita beli dan pakaian yang kita punya namun sudah tidak terpakai dengan misal memberikannya kepada yayasan sosial atau orang yang membutuhkan.